Pengertian Sosiologi Sastra
Sosiologi sastra berasal dari kata sosiologi dan sastra. Sosiologi sendiri berasal dari kata sos (Yunani) yang berarti bersamamu, bersatu, kawan, dan teman, lalu kata logis (logos) berarti sabda, perkataan, perumpamaan. Kemudian kata sastra berasal dari kata sas yang artinya mengarahkan, mengajarkan, memberi petunjuk dan interuksi, dan kata tra berarti alat atau sarana. Melihat dari definisi tersebut, keduanya memiliki objek yang sama yaitu manusia dan masyarakat. Keduanya berusaha memahami hubungan-hubungan antarmanusia dan proses yang timbul dari hubungan-hubungan tersebul di dalam masyarakat.
Sosiologi sastra dapat memahami fenomena sastra dalam hubungannya dengan aspek sosial, merupakan pendekatan dalam membaca dan memahami sastra yang bersifat interdisipliner yang melibatkan sosiologi. Sosiologi dapat diartikan sebagai studi yang ilmiah dan objektif mengenai manusia dalam masyarakat serta studi mengenai lembaga-lembaga dan proses sosialnya. Sosiologi berusaha untuk menjawab pertanyaan mengenai bagaimana masyarakat dimungkinkan, bagaimana cara kerjanya, dan mengapa masyarkat itu bertahan hidup.
Dapat disimpulkan bahwa sosiologi merupakan pendekatan yang menkaji, memahami, hingga menilai karya sastra dengan menggunakan kacamata studi sosiologi yang menelaah manusia, masyarakat, serta lembaga sosial yang menaunginya.
Pendekatan Sosiologi Sastra
Pendekatan sosiologi sastra oleh beberapa ahli diartikan sebagai pendekatan yang mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan dalam karya sastra. Karya sastra merupakan sebuah lembaga sosial yang diciptakan oleh pengarang yang tidak lain adalah anggota dari masyarakat, yang mana pengarang menciptakan sebuah karya sastra yang dekat dengan kehidupan di dalam masyarakatnya.
Menurut pendekatan sosiologi sastra, karya sastra dilihat hubungannya dengan kenyataan, sejauh mana karya sastra itu mencerminkan kenyataan. Kenyataan disini mengandung arti yang cukup luas, yakni segala sesuatu yang berada di luar karya sastra serta hal yang diacu dalam karya sastra. Dengan itu, pendekatan ini menaruh perhatian pada aspek dokumenter sastra, dengan landasan suatu pandangan bahwa sastra merupakan gambaran atau potret fenomena sosial. Oleh pengarang, fenomena-fenomena itu diangkat kembali menjadi wacana baru dengan melewati proses kreatif (pengamatan, analisis, interpretasi, refleksi, imajinasi, dan sebagainya) yaitu dalam bentuk karya sastra.
Terdapat tiga pendekatan sosiologi sastra dalam mengkaji karya sastra yang umumnya dilakukan, yakni sosiologi pengarang, sosiologi karya sastra, dan sosiologi pembaca:
1. Sosiologi pengarang berhubungan dengan profesi pengarang dan institusi sastra. Hal-hal yang dikaji antara lain dasar produksi sastra, latar belakang sosial, status pengarang, dan ideologi pengarang yang dalam dilihat dari berbagai aspek pengarang di luar karya sastra. Dapat dikatakan bahwa sosiologi pengarang adalah kajian sosiologi sastra yang memfokuskan perhatiannya pada pengarang sebagai pencipta karya sastra. Semua hal yang berkaitan dengan pengarang tersebut akan berpengaruh langsung pada karya sastra yang diciptakannya. Misalnya seperti pengarang yang ditinggal di kota dengan pengarang yang di desa, pasti keduanya akan memberikan perspektif yang berbeda.
2. Sosiologi karya sastra adalah kajian sosiologi sastra yang mengkaji karya sastra dalam hubungannya dengan masalah-masalah sosial yang ada dalam masyarakat. Sosiologi sastra ini berawal dari teori mimesis Plato yang menganggap sastra sebagai tiruan atau cerminan dari kenyataan kehidupan dari masyarakat. Fokus perhatiannya adalah pada isi karya sastra, tujuan, serta hal-hal yang tersirat dalam karya sastra itu sendiri dan yang berkaitan dengan masalah sosial. Sosiologi karya sastra mengkaji sastra sebagai cerminan masyarakat. Apa yang tersirat di dalam karya sastra dianggap mencerminkan atau menggambarkan kembali realitas yang terdapat dalam masyarakat.
3. Sosiologi pembaca merupakan salah satu model kajian sosiologi sastra yang memfokuskan perhatian kepada hubungan antara karya sastra dengan pembaca. Juga mengkaji fungsi sosial sastra, mengkaji sampai berapa jauh nilai sastra berkaitan dengan nilai sosial.
Hubungan antara karya sastra dengan masyarakat sebagai landasan pendekatan sosiologis dilatarbelakngi hal-hal berikut:
a. Sastra menampilkan gambaran kehidupan; dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan sosial. Dalam pengertian ini, kehidupan menyangkut hubungan antarmasyarakat, masyarakat dengan orang-seorang, antarmanusia, dan antarperistiwa yang terjadi dalam batin seseorang.
b. Seluruh kejadian dalam karya, bahkan juga karya-karya yang termasuk ke dalam genre yang paling absurd pun merupakan prototipe kejadian yang pernah dan mungkin terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan ciri kreativitas dan imajinasinya, sastra memiliki kemungkinan yang paling luas dalam mengalihkan keragaman kejadian alam semesta ke dalam totalitas naratif semantis, dari kuantitas kehidupan sehari-hari ke dalam kualitas dunia fiksional.
c. Pengarang sebagai pencipta karya adalah anggota masyarakat. Ia hidup, dibina, dipedomani, dan dibentuk oleh sosiokultural masyarakatnya. Dengan demikian, apa yang dilakukan pengarang akan diwarnai dan dipengaruhi oleh latar belakang masyarakatnya.
d. Karya sastra sebagai produk budaya, merupakan institusi sosial. Sebagai institusi sosial, karya sastra memiliki peran dan fungsi dalam rangka sosialisasi nilai-nilai, pendidikan, kritik sosial, dan penilaian terhadap kenyataan masyarakatnya.
Teori-teori yang dapat digunakan dalam penelitian sastra dengan pendekatan sosiologis adalah teori-teori dari disiplin sosiologi yang relevan dengan hakikat karya sastra sebagai obyeknya. Berikut ini beberapa teori sosiologi yang dapat menjadi alternatif bagi pendekatan sosiologis:
a. Teori Auguste Comte dan Pitirim Sorokin
b. Teori Karl Marx
c. Teori Emile Durkheim
d. Teori Max Weber
e. Teori George Simmel dan Ralf Dahrendorf
f. Teori Charles Darwin
g. Teori-teori G.H. Mead dan Charles Horton Cooley
h. Teori Talcott Parsons
i. Teori Peter L. Berger dan Thomas Luckmann
j. Teori Clifford Geertz
k. Teori-teori Feminis
______________________________________
Sumber:
Wiyatmi. 2013. Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Kanwa Publisher.
Damono, Sapardi Djoko. 1979. Sosiologi Sastra: Sebuah Pengantar Singkat. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Suhariyadi. 2014. Pengantar Ilmu Sastra: Orientasi Penelitian Sastra. Lamongan: CV Pustaka Ilalang Group.
0 Komentar