Selamat datang di blog Himasasi Unsoed... Semoga Anda dalam keadaan sehat dan bahagia... Terima kasih sudah berkunjung... Salam Sastra dan Salam Budaya...

Tradisi Kebo-keboan dari Banyuwangi


Kebo-keboan merupakan salah satu upacara adat yaitu beruah menjadi kebo Banyuwangi. Sesuai namanya, kebo-keboan dilakukan dengan berubah menjadi kerbau. Namun, kerbau yang digunakan bukan kerbau sungguhan, melainkan menusia yang berubah menjadi kerbau. Dengan dikutuk oleh masyarakat. Upacara adat tersebut sudah adat sejak 300 tahun yang lalu, tepatnya pada abad ke-18. Kebo-keboan biasa dilakukan di awal bulan Suro, penanggalan Jawa.

Tujuan dari upacara adat ini adalah bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, atas hasil panen yang melimpah dan merupakan doa, agar proses tanam benih untuk tahun depan dapat menghasilkan panen yang melimpah. Terdapat dua desa di Banyuwangi yang masih melestarikan tradisi kebo-keboan. Desa tersebut adalah Aliyah dab Alasmalang. Tujuan dan fungsinya sama, yang membedakan adalah alur penyajiannya. Di desa Aliyah seluruh ritual masih dilakukan secara aturan adat, sedangkan kebo-keboan di desa Alasmalang merupakan imitasi yang dilakukan dengan tujuan parwisata.

Kerbau mempunyai simbol sebagai tenaga andalan bagi petani. Binatang kerbau merupakan binatang yang lekat dengan kebudayaan agraris. Dalam kehidupan agraris, kerbau dan sapi, merupakan binatang yang membantu petani dalam mengelola lahan sawahnya. Bahkan dalam mengelolah sawah kerbau dianggap lebih kuat daripada sapi. Binatang kerbau di berbagai wilayah di Indonesia menjadi binatang penting dalam ritual adat. Dari asalnya kebo kenanga ini sangat lah istimewa dalam tradisi Banyuwangi.

Posting Komentar

0 Komentar