Selamat datang di blog Himasasi Unsoed... Semoga Anda dalam keadaan sehat dan bahagia... Terima kasih sudah berkunjung... Salam Sastra dan Salam Budaya...

Derak Isak Kerinduanku

DERAK ISAK KERINDUANKU
Karya: Tasya Rahmawati

Teruntuk tuanku
Hai tuan, bagaimana kabarmu?
Tidak perlu kau menjawab, aku hanya berbasa – basi
Sampai hari ini, hobiku masih sama
Melihat foto – fotomu berada di puncak gunung – gunung itu
Aku masih dapat merasakan hidupmu yang selalu berwarna – warni
Dan bila aku sedang beruntung, aku dapat melihatmu tertawa bersama teman – temanmu
Meskipun terhalang oleh lalu – lalang kendaraan
Maka dapat kuketahui dengan sendirinya, bahwa kabarmu baik
Meski tanpa hadirnya ragaku

Tuanku, dapatkah aku mengajukan beberapa pertanyaan?
Hanya pertanyaan – pertanyaan sederhana mengenai kita
Meskipun aku tidak yakin bahwa ada kita di antara kau dan aku
Tuan, mengapa kau mengambil langkah demi langkah yang menyebabkan lahirnya jarak di antara kita?
Apakah kautahu bahwa aku sangat benci pada langkah – langkahmu kala itu?
Mengapa kau tanpa kata – kata pergi meninggalkan cerita kita kala itu?
Haruskah aku bertanya pada pepohonan yang berada di sekitar kita saat itu?

Tuanku, ingatan mengenai hari – hari kita masih setia tinggal di ingatanku
Mengenai rutinitas akhir pekan kita
Menemani berlatih hobimu setiap petang datang
Mengenai pesanmu setiap pukul dua pagi yang tak pernah absen untuk mengingatkan
“Tidur, tidak baik perempuan belum tidur selarut ini.”

Tuanku, maafkanku jika secara lancang merindukanmu
Maafkan jika masih setia menjadikanmu obrolan – obrolan kecil sebagao waktu favoritku
Maafkan air mata yang meluncur tanpa izin, yang mengatasnamakan rindu
Maafkan diri ini yang masih mengharapkan dirimu kembali
Aku berandai dengan pengandaian dan angan – angan bahwa suatu hari kau akan kembali
Dan harapku, aku akan baik – baik saja jika suatu saat harus membuang pengandaianku

Tuanku, kini aku paham bahwa kau dan aku berjarak bukan tanpa alasan
Aku juga berusaha memahami mengapa kau membiarkanku menerka – nerka apa yang terjadi
Kauhanya tak ingin aku merasakan sakit karena itu kan?
Dan aku juga berjanji untuk berusaha sekuat – kuatnya membuang seluruh ingatan ini
Tuanku, kini aku berusaha untuk berjalan sejauh – jauhnya darimu
Sambil membawa – bawa rindu dalam tas punggung seadanya
Berharap tidak lagi menemukanmu dimana – mana
Aku sadar jika aku hanya seorang yang kaupilih untuk merawat sayap – sayap patahmu
Namun bukan untuk menemanimu terbang

Tuanku, terakhir yang kuharapkan
Jika tempatku sudah tergantikan, kuharap dia adalah seseorang yang dapat mewarnai hari – harimu
Melebihi aku yang hanya mampu ikhlas mencintaimu dalam isyarat meski tak pernah terlihat
Sebab kerinduanku saat ini masih tentangmu



Posting Komentar

0 Komentar