A N O M A L I D I
R I
(Karya: Sintiya
Apriyani)
Terlahir dari broken home. Diri merasa
insecure.
Perjalanan hidup banyak terjadi missing
puzzle.
Sehingga terakumulasi dalam gudang batin.
Orang bilang, rumah itu lebih dari sekedar
bangunan.
Tempat dimana kembali kepada kehangatan dan
keharmonisan.
Tapi, tapi dan tapi, semua itu tak kutemukan.
Pedih terasa melewati duri terlindung.
Banyak hal yang samar, energipun ikut
terbuang.
Let me tell you something. What
happened to me.
Introvert, mental block, feel
uncomfortable, overthinking, mood swing.
That’s why, assessment orang sangat mengganggu.
Kenapa harus terus terulang kembali ?. Kenapa
tak berujung sampai disini ?.
Entahlah, Diri sudah lelah dengan
dramatisasi.
Kini Terserah,
Kau bilang aku lupa kulit ?. Kau bilang aku
tak mengerti dan tak peduli ?. It’s Nothing !.
Bukan lupa untuk berbalas budi, tapi batin
juga perlu sembuh kembali.
Luka batin sejak lahir, sampah batin yang
terus terakumulasi, emosi yang tak stabil.
Apa kau coba memahami ?. Apa kau coba sadari
?. Siapa yang peduli ?. There’s No !.
Aku yang harus sadar dan mengalah diri.
Siapa lagi yang peduli, kalau bukan diri
sendiri.
Konflik antara harapan dan kenyataan, membuat
mental cidera.
Batinpun ikut terluka. Kosong, hampa.
Tapi diri tetap harus survive.
Mencoba mengobati luka batin. Sadar
bahwasanya ego selalu protes.
Sudah waktunya diri berjarak dengan fikiran
dan perasaan.
Tumbuh dalam kesederhanan. Mendewasa bersama
tantangan.
Berdamai dengan kegagalan, diremehkan,
kehilangan, penolakan, sakit hati, dikecewakan.
So, mindful breathing.
Sadari tarikan nafas, sadari hembusan nafas.
Terimaksih semesta, untuk semua nilai penting
yang tertuang.
0 Komentar